Tinta Art Paper

Tinta art paper ink ini cocok untuk digunakan di percetakan skala kecil maupun skala besar yang sering mencetak di kertas art paper dengan quantity kecil untuk gambar full color.

Kartu Nama

Depot Seni Grafis menawarkan jasa untuk pembuatan Kartu Nama dengan bahan Art Paper dengan harga Rp. 25.000,- per box-nya isi 100 lembar (beli 10 box gratis 1 box kartu nama).

Cetak Baliho

Baliho merupakan sebuah konsep grafis yang dituangkan ke dalam sebuah media cetak dan digunakan sebagai sarana promosi untuk kepentingan organisasi, pemerintahan, perusahaan, individu, dan lain sebagainya.

Offset Printing

Cetak offset adalah teknik cetak yang banyak digunakan, di mana citra (image) bertinta di-transfer (atau di- "offset") terlebih dahulu dari plat ke lembaran karet, lalu ke permukaan yang akan dicetak.

Sticker

Stiker sangat cocok untuk kegiatan promosi, baik untuk promosi produk, promosi even, maupun untuk kegiatan Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah).

Tampilkan postingan dengan label Galeri Islam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Galeri Islam. Tampilkan semua postingan

Jumat, 10 Agustus 2012

Lailatul Qadar, Abadi dalam Kerahasiaan



Oleh: Dr Muhammad Hariyadi, MA

Lailatul Qadar adalah malam mulia penuh berkah. Kemuliaan  malam itu terletak pada penurunan Alquran dari Lauhul Mahfudz ke langit dunia. Keberkahannya terletak pada keagungan malamnya karena keberkahan isi Alquran.

Sejak dulu hingga kini bahkan sampai kiamat nanti, Lailatul Qadar akan tetap abadi dalam kerahasiaan. Hal tersebut dimaksudkan agar manusia terdorong bersungguh-sungguh untuk mendapatkan dan menggapainya.

Disamping agar manusia menghidupkan malam-malam Ramadhan sebanyak mungkin dalam rangka menjalin hubungan dengan Tuhan. Malam itu adalah malam yang lebih baik dari pada seribu bulan atau 83 tahun (QS. Al-Qadar: 3) bagi orang-orang yang beribadah dengan landasan  keimanan dan mengharap pahala serta ridha Allah SWT.

Hadis-hadis yang menjelaskan mengenai Lailatul Qadar variatif dan banyak. Sebagian tidak memberikan batasan rinci dan mendorong kita untuk mengusahakannya setiap malam di bulan Ramadhan; sebagian lain menyebut sepuluh hari terakhir; sebagian lagi menyebut pada malam-malam ganjil di sepuluh hari terakhir Ramadhan.

Pandangan Lailatul Qadar terjadi pada malam-malam ganjil di sepuluh terakhir Ramadhan merupakan pendapat yang rajih (paling kuat). Dari Aisyah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Carilah Lailatul Qadar pada malam-malam ganjil di sepuluh hari terakhir Ramadhan.” (HR. Bukhari).

Dalam hadis lain dari Aisyah RA disebutkan, “Adalah Rasulullah SAW, jika memasuki sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, maka beliau mengencangkan ikat pinggangnya, menghidupkan malam-malamnya dan membangunkan keluarganya.” (HR. Bukhari-Muslim).

Keutamaan Lailatul Qadar terhadap malam-malam lainnya merupakan hal yang alami sebagaimana Allah melebihkan satu makhluk atas lainnya; melebihkan sebagian laki-laki atas sebagian wanita; melebihkan Makkah, Madinah dan Al-Qud atas tempat istimewa lainnya; dan melebihkan sebagian Rasul atas sebagian lainnya. Keutamaan tersebut merujuk pada keutamaan waktu, tempat, dan pribadi karena substansi yang diberikan oleh Allah SWT di dalamnya.

Adapun tanda-tanda turunnya Lailatul Qadar yang direpresentasikan dalam bentuk indahnya fenomena alam sebagaimana disebutkan oleh sebagian ulama tampaknya tidak cukup menjadi pegangan. Hal tersebut karena tidak ada petunjuk syariat yang secara tersurat memberikan penjelasan mengenai perubahan fenomena alam dimaksud.

Alquran sendiri hanya menyebut mengenai Lailatul Qadar dalam dua surah: Ad-Dukhan dan Al-Qadar. Di dalam surah Al-Qadar disebutkan, “Pada malam qadar itu para malaikat dan Jibril turun dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al Qadar: 4-5).

Sehingga tampaknya cukuplah bagi kita memegangi komentar Imam At-Thabari yang menyatakan, semua fenomena alam yang disebutkan para ulama bersifat tidak pasti. “Yang pasti,  turunnya Lailatul Qadar merupakan sesuatu yang pasti, namun penurunannya tidak dapat dilihat maupun didengar oleh panca indra.”

Lailatul Qadar merupakan anugerah Tuhan kepada umat Muhammad agar nilai ibadah mereka sama, bahkan melebihi umat-umat terdahulu yang dipanjangkan umurnya. Hanya saja caranya, umat Muhammad harus ekstra sungguh-sungguh dalam mencarinya sebab kadar kemuliaan dan kadar keberkahan di malam Qadar itu tetap abadi dalam kerahasiaan.



Best regards,
Candrameda Al Ghozali

Depot Seni Grafis - Printing Media Online Indoor and Outdoor
Large Format Printing
Banner Specialist
Hotline Service : 031-70989554
marketing@depotsenigrafis.com
http://depotsenigrafis.com/

Minggu, 21 Agustus 2011

Zakat Fitrah Via Online

 
 
ZAKAT merupakan suatu bentuk sedekah yang wajib bagi Anda yang mampu. melalui website www.dompetdhuafa.org, Anda dapat mempelajari segala sesuatu tentang zakat, panduan serta menjadi donatur jika ingin. Dompet Dhuafa merupakan sebuah yayasan yang bergerak di bidang pelayanan zakat, sehingga Anda yang ingin berzakat dapat menggunakan fasilitas yang ada karena yayasan ini mempermudah segala sesuatunya.

Berikut adalah Risalah Zakat yang saya ambil dari http://www.dompetdhuafa.org/?page_id=109

Ummat Islam adalah ummat yang mulia, ummat yang dipilih Allah untuk mengemban risalah, agar mereka menjadi saksi atas segala ummat. Tugas ummat Islam adlah mewujudkan kehidupan yang adil, makmur, tentram dan sejahtera dimanapun mereka berada. Karena itu ummat Islam seharusnya menjadi rahmat bagi sekalian alam.

Bahwa kenyataan bahwa ummat islam kini jauh dari kondisi ideal. adalah akibat elum mampu mengubah apa yang dianugerahkan Allah pada ummat islam belum dikembangkan secara optimal. Padahal ummat islam memiliki banyak intelektual dan ulama, disamping potensi sumber daya manusia dan ekonomi yang melimpah. Jika seluruh potensi itu dikembangkan secara seksama, dirangkai dengan potensi aqidah islamiyah (tauhid), tentu diperoroleh hasil yang optimal. Pada saat yang sama , jika kmandirian, kesadaran beragama dan ukhuwah islamiyah kaum muslimin juga makin meningkat maka pintu-pintu kemungkaran akibat kesulitan ekonomi akan makin dapat dipersempit.

Salah satu sisi ajaran islam yang belum ditangani secara serius adalah penanggulangan kemiskinan dengan cara mengoptimalkan pengumpulan dana pendayagunaan zakat, infaq dan shadakah dalam arti yang seluas-luasnya. Sebagaimana telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW serta penerusnya dizaman-zaman islam (Indonesia) sebenarnya memiliki potensi dana yang sangat besar

Terdorong dari pemikiran inilah, kami mencoba untuk menuliskan risalah zakat yang ringkas dan praktis agar dapat dengan mudah dimengerti oleh pembaca. Meskipun kami sadar bahwa rislah ini masih jauh dari sempurna. Namun demikian kami berharap risalah ini dapat bermanfaat. Koreksi, kritik dan saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan risalah zakat ini

Semoga Allah SWT mengampuni kekurangan dan kesalahan yang ada dalam risalah ini, serta mencatatnya sebagai amal shaleh. Amin

Minggu, 14 Agustus 2011

Kepemimpinan Rasullullah SAW


Promo Harga Cetak DIGITAL PRINTING

Oleh Dr. H. Yunahar Ilyas, Lc., M.A.

TIDAK diragukan lagi bahwa Nabi Muhammad SAW adalah seorang pemimpin yang sangat berhasil. Bayangkan, hanya dalam waktu lebih kurang 23 tahun--13 tahun priode Makkah dan 10 tahun priode Madinah--beliau telah berhasil merobah kekufuran menjadi keimanan, kemusyrikan menjadi ketauhidan, kemaksiatan menjadi ketaatan. Dalam masa sesingkat itu Nabi Muhammad SAW telah berhasil merobah masyarakat Arab yang jahiliyah menjadi masyarakat madani yang berperadaban tinggi dan mulia. Di mana rahasia kesuksesan kepemimpinan beliau?
Ada beberapa faktor yang menyebabkan kepemimpinan beliau sangat berhasil:

1. Nabi Muhammad SAW sejak kecil telah memiliki kepribadian yang mulia. Nabi adalah seorang mitsali (teladan) mulai masa kanak-kanak, remaja, dewasa dan seterusnya sampai akhir hayat beliau. Tidak ada sedikitpun noda hitam dalam kehidupan Nabi, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga maupun bermasyarakat. Sejak muda Nabi sudah dikenal oleh masyarakat Makkah sebagai Al-Amin, orang yang sangat dipercaya. Sifat amanah, ditambah dengan shidiq, tabligh, fathanah, istiqamah, shabar, pemaaf, lapang dada, penyayang dan sifat-sifat mulia lainnya menjadi modal besar bagi beliau dalam memimpin. Allah sendiri memuji Nabi
sebagai seorang yang memiliki akhlaq yang agung. Allah SWT berfirman:

"Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. (Q.S. Al-Qalam 68:4)"

2. Dalam memimpin Nabi selalu dibimbing oleh wahyu, baik wahyu langsung maupun tidak langsung. Secara bertahap selama 22 tahun 2 bulan 22 hari Allah SWT menurunkan firman-Nya berupa ayat-ayat Al-Qur'an, yang berisi perintah, larangan, bimbingan, kisah , sejarah, ilmu pengetahuan dan lain sebagainya. Jika ada pertanyaan turun ayat menjawabnya. Jika ada kejadian atau peristiwa turun pula ayat meresponnya. Adakalanya bimbingan hanya diberikan dalam bentuk makna, sedangkan redaksinya datang dari Nabi sendiri. Bagian inilah yang kemudian kita kenal dengan hadits qudsi. Jika tidak ada bimbingan wahyu, Nabi berijtihad sendiri di bawah pengawasan wahyu. Jika ijtihad Nabi salah, wahyu turun meluruskan atau
mengoresksinya.

3. Dalam hal-hal yang bersifat ijtihadiyah, tidak jarang Nabi bermusyawarah dengan para sahabat, paling sering dengan Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Umar bin Khathab. Adakalanya Nabi bermusyawarah dengan Muhajirin dan Anshar, atau dengan perwakilan masing-masing suku baik dari kalangan Anshar maupun Muhajirin. Jika terjadi perbedaan pendapat Nabi menyelesaikannya dengan sangat bijaksana. Semua pendapat dihormati oleh Nabi, sekalipun pada akhirnya bukan pendapat tersebut yang diambil.. Misalnya tentang tawanan perang Badar, terjadi perbedaan pendapat yang tajam antara Abu Bakar dan Umar bin Khathab. Menurut Abu Bakar sebaiknya tawanan perang itu dibebaskan dengan meminta tebusan. Mereka adalah famili dan saudara-saudara kita juga. Bagi yang tidak sanggup membayar tebusan dapat membayarnya dengan jasa mengajarkan membaca dan menulis. Tetapi menurut
Umar, sebaiknya semua tawanan dibunuh karena mereka adalah musuh Allah dan Rasul-Nya. Sebelum memutuskan mengambil pendapat Abu Bakar, Nabi mengatakan bahwa, kalau diibaratkan malaikat, Abu Bakar adalah malaikat Mikail yang menebarkan rahmah. Kalau diibaratkan nabi, Abu Bakar seperti nabi Ibrahim yang pemaaf. Sedangkan Umar, ibarat malaikat Jibril yang bertugas menurunkan azab, dan seperti nabi Nuh yang meminta keada Tuhan jangan biarkan seorang kafirpun tersisa di permukaan bumi. Kedua-duanya sama-sama mulia. Nabi sama sekali tidak menggunakan politik belah bambu, satu diinjak yang satu lagi diangkat. Jika seorang pemimpin tidak mampu mengelola perbedaan pendapat dapat menimbulkan konflik, bahkan perpecahan.

4. Sebagai seorang pemimpin Nabi selalu bersama umat dan merasakan apa yang dirasakan oleh mereka. Jika umat menderita, beliau lebih merasakan lagi penderitaan itu. Nabi sangat ingin umatnya sejahtera dan bahagia. Beliau pengasih dan penyayang terhadap umatnya. Sekalipun umatnya berbuat salah, Nabi tetap bersikap lemah lembut dan tidak kasar. Allah SWT menjelaskan sifat Nabi tersebut dalam firman- Nya.

"Sungguh Telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi Penyayang terhadap orang-orang mukmin.(Q.S. At-Taubah 9:128)"
  
"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (Q.S. Ali Imran 3:159)"


5. Dalam memimpin, Nabi tidak hanya mengarahkan dan membimbing dari balik meja, tetapi juga terjun langsung ke lapangan. Baik dengan bimbingan wahyu, atau dengan berijtihad dan bermusyawarah dengan para sahabat. Nabi mengatur strategi dan taktik perjuangan, baik dalam peperangan maupun perdamaian. Kita dapat membaca dalam buku-buku fiqh sirah, bagaimana strategi dakwah Nabi pada priode Makkah dan Madinah. Pada masa-masa awal Nabi menempuh strategi merahasiakan semuanya, baik amal maupun pengorganisasian. Setelah itu masuk priode beramal secara terbuka, tetapi tetap merahasiakan organisasi, sampai akhirnya datang priode dakwah secara terbuka. Ada priode menahan diri dengan tabah menghadapi tekanan dan siksaan dari musuh, tidak seorang pun dibolehkan melawan. Tetapi ada priode diizinka perang dan konfrontasi terbuka.

6. Sebagai pemimpin kata-kata Nabi sangat didengar, karena beliau seorang yang konsisten. Tidak ada beda antara kata dan perbuatan. Sebelum mengajarkan sesuatu, Nabi melakukannya lebih dahulu. Ada kalanya Nabi tidak berbicara dengan kata-kata, tetapi dengan perbuatan dan keteladanan. Nabi disiplin dan adil dalam menegakkan hukum, tanpa pandang bulu. Tatkala Usamah bin Zaid diutus oleh beberapa orang pemuka Quraisy untuk memintakan keringanan hukum bagi seorang perempuan Quraisy yang terbukti mencuri dan harus dipotong tangannya, tapi dengan tegas menolaknya. Bahkan beliau menegaskan jangankan perempuan itu, andaikata Fatimah binti Muhammad yang mencuri, Nabi akan tetap potong tangannya. Tetapi jika kesalahan-kesalahan yang dilakukan umatnya menyangkut diri beliau pribadi, Nabi
lebih suka memaafkan.

7. Menurut Afzalur Rahman 2002:73-97) Nabi Muhammad SAW memiliki banyak kualitas besar yang membuatnya disayang dan menjadi idola baga para pengikutnya. Beliau sangat baik hati, lemah lembut, sederhana dan mencintai serta memikat hati orang-orang yang telah siap mengorbankan semua milik mereka untuk beliau. Di atas semua itu:

a. Nabi gagah dan berani. Beliau menghadapi sejumlah bahaya dan bencana pada satu waktu, tetapi tidak pernah memperlihatkan suatu kelemahan atau sifat penakut. Beliau bertempur di banyak pertempuran besar, bahkan di bawah serangan hebat, tetapi beliau tidak pernah bergerak satu inci pun dari tempatnya. Beliau selalu berada paling dekat dengan perbatasan musuh ketika perang telah merajalela. Beliau tetap mantap dan bertemur dalam posisinya sendiri, sementara yang lain lari. Hal itu terlihat misalnya dalam perang Uhud dan Hunain, ketika banyak para sahabat telah melarikan diri dari medan tempur, namun beliau tetap dalam posisinya, bertempur dan menyeru orang-orang lain agar kembali. Inilah keteguhan hati dan keberanian yang telah menyelamatkan situasi atas kedua peristiwa tersebut.

b. Nabi memiliki kontorol diri yang penuh atas dirinya sendiri di bawah segala situasi dalam damai dan perang. Di Makkah, beliau menderita di tangan para peguasa suku Quraisy selama 13 tahun dan menanggung semua kekerasan dan penderitaan dengan kegigihan yang sabar dan tidak pernah kehilangan wataknya. Di Madinah beliau menghadapi situasi perang yang berbeda, tetapi menghadapi mereka semua dengan tenang, penuh percaya diri da tidak pernah panik.

c. Nabi melewati hingga selesai satu riode dari pederitaan dan kekerasan di Makkah tetapi menerimanya dengan ketekunan yang sabar da tidak pernah menggerutu atau mengeluhkanya. Beliau selalu memperlakukan lawannya dengan tingkah laku yang terbaik. Untuk membesarkan hati Nabi dalam waktu-waktu sulit Al-Qur'an memberikan kepada beliau contoh-contoh dari para Rasul sebelumnya. "Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasulrasul yang telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka... (Q.S. Al-Ahqaf 46:35)

d. Nabi telah menuntut perlakuan jujur kepada semua dan membenci perbedaanperbedaan di antara manusia. Ketika masjid pertama dibangun di Madinah, beliau bekerja seperti ekerja biasa bersama para sahabatnya. Dalam perang Ahzab, beliau bersama-sama secara sepadan dalam penggalian parit dengan sahabat-sahabatnya dan membawa semacam mangkok besari dari tana di atas bahunya. Beliau selalu memperlakukan orang-orang dengan keadilan dan kejujuran yang absolut.

e. Nabi memiliki suatu kepribadian yang menarik yang semua sahabatnya lebih mencintainya daripada sesuatu apa pun lainnya di dunia ini. Beliau telah diberkati dengan penamilan yang menarik setiap orang dan setiap orang menghormati serta mematuhinya.

Demikianlah sebagian rahasia kesuksesan Nabi jadi pemimpin yang dapat diungkap dalam tulisan singkat ini. Tentu lebih banyak lagi sifat-sifat mulia dari kepemimpinan beliau yang belum diungkapkan. Beberapa bagian akan kita uraikan secara khusus seperti musyawarah, menegakkan keadilan, sifat shidiq, amanah dan istiqamah dan juga tentang amar ma'ruf nahi munkar.

Rabu, 10 Agustus 2011

Seputar Ziarah Kubur


Promo harga cetak DIGITAL PRINTING


Pada mulanya Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam melarang ziarah kubur, namun kemudian beliau membolehkannya dengan sabdanya :

ِّي كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ فَزُورُوهَا فَإِنَّهَا تُذَكِّرُ اْلآخِرَةَ . رواه أحمد

"Dulu saya melarang kalian untuk ziarah kubur maka (sekar
ang) ziarahlah kalian padanya karena sesungguhnya itu mengingatkan kematian" (HR. Muslim)

Hadits ini menunjukkan bahwa pada mulanya ziarah kubur dilarang, namun akhirnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengizinkan untuk melakukannya. Larangan tersebut memang sangat beralasan mengingat ziarah kubur rawan akan munculnya kesyirikan yang merupakan lawan dari da'wah tauhid bahkan tidak sedikit kesyirikan yang terjadi dimasyarakat adalah ziarah kubur dan apa yang dikhawatirkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam tersebut telah terjadi di zaman ini yang mana sangat banyak kita temui kesalahan-kesalahan dan penyimpangan-penyimpangan dalam ziarah kubur.

Adapun kesalahan dan penyimpangan dalam ziarah kubur yang banyak terjadi dimasyarakat adalah sebagai berikut :

1. Menyembah kuburan, dengan meminta pertolongan dan bantuan kepada para wali yang telah meninggal dunia dengan keyakinan bahwa para wali yang telah meninggal dunia bisa memenuhi hajat serta bisa membebaskan manusia dari berbagai kesulitan. Padahal Allah Subhanahu wa Ta'ala telah berfirman :

( وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُوا إِلاَّ إِيَّاهُ ( الإسراء:23

"Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia" (QS. Al-Isra : 23)

Sebagian penyembah kuburan ada yang mencium setiap sudutnya lalu mengusapnya kebagian tubuhnya mereka juga mencium pintu kuburan tersebut dan melumuri wajahnya dengan tanah dan debu kuburan.

2. Thawaf di kuburan. Thawaf (mengelilingi) kuburan adalah haram jika dengan niat taqarrub (mendekatkan diri) kepada penghuni kuburan tersebut maka hal tersebut termasuk kesyirikan yang besar yang menyebabkan pelakunya keluar dari Islam karena thawaf adalah ibadah berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala :

( وَلْيَطَّوَّفُوا بِالْبَيْتِ الْعَتِيقِ ( الحج:29

"Dan hendaklah mereka berthawaf dibaitullah yang tua" (QS. Al Hajj:29)

Sedangkan berthawaf atas sesuatu selain Ka'bah dengan maksud untuk mendekatkan diri kepadanya maka hal tersebut termasuk kesyirikan.

3. Menyembelih di atas atau di sisi kuburan jika dimaksudkan untuk penghuni kubur tersebut maka hal tersebut termasuk syirik besar berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

قُلْ إِنَّ صَلاَتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَاي وَمَمَاتِي ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ . الأنعام:162

"Katakanlah: "Sesungguhnya shalatku dan sembelihanku, hidupku dan matiku, hanyalah untuk Allah Tuhan yang memelihara dan mengatur sekalian alam.". (QS. Al An'am:162) Dan berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam :

( لَعَنَ اللهُ مَنْ ذَبَحَ لِغَيْرِ اللهِ ( رواه مسلم

"Allah melaknat orang-orang yang menyembelih untuk selain Allah Subhanahu wa Ta'ala" (HR Muslim).

Pada binatang sembelihan terdapat dua hal yang diharamkan pertama penyembelihannya untuk selain Allah Subhanahu wa Ta'ala dan kedua penyembelihannya bukan atas nama Allah Subhanahu wa Ta'ala. Keduanya menjadikan daging binatang tersebut tidak boleh dimakan dan termasuk penyembelihan jahiliyah (yang terkenal di zaman kita saat ini) adalah menyembelih untuk jin yaitu manakala mereka membeli rumah atau membangunnya atau ketika mereka menggali sumur, meraka menyembelih di tempat tersebut atau di depan pintu gerbangnya sebagai sembelihan (sesajen) karena takut dari gangguan jin.

4. Menyalakan lampu atau lilin dan memasang kelambu di atas kuburan, berdasarkan hadits :

( َلعَنَ رَسُوْلُ اللهِ ...وَلسَرَّجِ ( رواه حاكم

"Rasulullah melaknat....dan (orang-orang yang) memberi penerangan (lampu pada kubur)" (HR. Hakim)

5. Menyiram kuburan dan menabur bunga-bunga atau menancapkan pelapah pohon diatas pusara karena hal itu termasuk tasyabbuh (menyerupai) orang-orang kafir. Adapun perbuatan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ketika menancapkan pelepah kurma di atas dua buah kuburan yang sedang beliau lewati tidak bisa di qiaskan dengan tabur bunga, namun perbuatan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam tersebut berkaitan dengan perkara-perkara yang ghaib karena pada saat itu Allah Subhanahu wa Ta'ala memperlihatkan kepada beliau keadaan penghuni dua kuburan tersebut yang sedang disiksa dan ini pulalah yang dipahami oleh para shahabat Radhiyallahu 'anhum dan tidak pernah diriwayatkan dari mereka bahwa mereka meletakkan pelepah pohon atau bunga diatas kuburan kecuali diatas kuburan Buraidah Al Aslami karena beliau berwasiat untuk diletakkan diatas kuburannya dua pelepah kurma -Wallahu A'lam- (Lihat Fiqhus Sunnah 1:299)

6. Menembok kuburan dan memasang prasasti baik dari batu, marmer atau kayu dengan menuliskan nama, tanggal lahir dan wafatnya karena perbuatan tersebut termasuk perbuatan bid'ah dan ghuluw (berlebih-lebihan) dalam memuliakan penghuni kubur tersebut serta jalan untuk menuju pada kesyirikan. Hal ini berdasarkan hadits :

هَى النَّبِيُّ أَنْ تُجَصَّصَ الْقُبُورُ وَأَنْ يُكْتَبَ عَلَيْهَا وَأَنْ يُبْنَى عَلَيْهَا . رواه الترمذي

"Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam melarang mengkapuri kuburan, menulisi diatasnya dan membuat bangunan di atasnya" (HR Tirmidzi)

7. Membaca Al-Qur'an di kuburan dengan keyakinan bahwa membaca Al-Qur'an di tempat tersebut memiliki keutamaan. Juga mengkhususkan membaca surah Al-Fatihah dan Yaasiin untuk para arwah, karena ibadah apa saja yang dilaksanakan dikuburan seperti berdo'a, dzikir membaca Al-Qur'an, menyembelih, thawaf, shalat (kecuali shalat jenazah) dan lain-lain adalah termasuk menjadikan kuburan tersebut sebagai mesjid dan itu dilarang berdasarkan hadits :

( َلعَنَ رَسُوْلُ اللهِ ...وَالمُتَّخِذِيْنَ عَلَيْهَا َمسْجِدٌ( رواه حاكم

"Rasulullah melaknat ....orang-orang yang menjadikan kuburan sebagai masjid" (HR. Hakim)

8. Mengadakan safar (perjalanan) untuk menziarahi kuburan-kuburan tertentu seperti kuburan para wali atau orang-orang yang dianggap shalih dengan tujuan bertawassul (menjadikan mereka sebagai perantara) dalam berdoa atau meminta pertolongan kepada mereka karena hal ini adalah perbuatan bid'ah yang sesat bahkan kesyirikan yang mengeluarkan seseorang dari islam.

9. Mengkhususkan waktu-waktu tertentu untuk melakukan ziarah kubur seperti harus dua hari raya menjelang masuknya bulan ramadhan, pada hari jum'at, tiga hari, tujuh hari atau 40 hari setelah pemakaman tersebut. Semua itu tidak pernah dianjurkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan para shahabatnya dan beliau beserta para sahabat serta orang-orang yang datang setelah mereka tidak pernah mengkhususkan waktu-waktu tertentu untuk ziarah kubur.

10. Ziarah wanita-wanita ke kuburan, berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam :

( لَعَنَ رَسُولُ اللهِ زُوَّارَاتِ الْقُبُورِ ( رواه ابن ماجه

"Rasulullah melaknat wanita-wanita yang sering ziarah kubur" (HR Ibnu Majah)

11. Menginjak kuburan atau berjalan diatas kuburan dengan sendal atau sepatu. Hal ini sering kita jumpai pada suatu prosesi pemakaman yang mana sebagian orang ada yang tak mengindahkan jalan yang mesti dilaluinya sehingga disana sini menginjak kuburan bahkan terkadang dengan sepatu atau sendal mereka tanpa sedikitpun mempunyai rasa hormat kepada orang yang sudah meninggal. Tentang besarnya persoalan ini Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

ِلأَنْ أَمْشِيَ عَلَى جَمْرَةٍ أَوْ سَيْفٍ أَوْ أَخْصِفَ نَعْلِي بِرِجْلِي أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أَمْشِيَ عَلَى قَبْرِ مُسْلِمٍ . رواه ابن ماجه

"Sungguh berjalan diatas bara api atau pedang atau menambal sepatu dengan kakiku sendiri lebih aku senangi dari pada aku berjalan diatas kuburan seorang muslim" (HR Ibnu Majah)

Lalu bagaimana halnya dengan orang yang menguasai tanah kuburan kemudian diatasnya dibangun pusat perbelanjaan atau perumahan elit ? oleh karena itu salah satu adat yang perlu diperhatikan dalam ziarah kubur adalah melepas sendal atau sepatu saat berjalan diantara sela-sela kuburan.

12. Bersandar di kuburan atau duduk diatasnya, berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam :

ِلأََنْ يَجْلِسَ أَحَدُكُمْ عَلَى جَمْرَةٍ فَتُحْرِقَ ثِيَابَهُ فَتَخْلُصَ إِلَى جِلْدِهِ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَجْلِسَ عَلَى قَبْرٍ . رواه مسلم

"Akan duduk salah seorang diantara kamu hingga terbakar pakaiannya sampai terkelupas kulitnya maka itu lebih baik baginya dari pada duduk diatas kuburan" (HR Muslim).
-Abu Muhammad Ibnu Hanafi-


Semoga artikel ini bermanfaat untuk kita semua***


Sumber: http://www.imranxrhia.com/2011/06/kesalahan-kesalahan-seputar-ziarah.html#more





Minggu, 07 Agustus 2011

Tanda - Tanda Datangnya Malam Lailatul Qodar

LailatulQadar atau Lailat Al-Qadar (malam ketetapan) adalah satu malam penting yang terjadi pada bulan Ramadan, yang dalam Al Qur'an digambarkan sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa yang berdoa pada malam itu maka InsyaAllah Allah akan mengabulkannya. Rasulullah S.A.W telah bersabda dari Abu Hurairah yang artinya : Barang siapa yang menghidupkan malam lailatul qadar penuh keimanan dan keikhlasan akan diampun baginya dosa yang telah lalu. Namun yang menjadi pertanyaan adalah kapan malam Lailatul Qadar tersebut datang ? Lalu adakah tanda-tanda dari malam Lailatul Qadar ? serta apa yang sebaiknya kita lakukan jika seandainya kita telah melihat tanda-tanda akan datangnya malam lailatul qadar ?

Allah SWT berfirman :

"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) saat Lailatul Qadar (malam kemuliaan). Dan tahukah kamu apakah Lailatul Qadar itu? Lailatul qadar itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala uuusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar. "(Al-Qadr: 1-5)

Berikut Tanda-Tanda Malam Lailatul Qadar | Ciri-Ciri Malam Lailatul Qadar di hari-hari Akhir Bulan Ramadhan sesuai hadis Rasulullah SAW :

1. Udara dan suasana pagi yang tenang

Sebagaimana dari Ibnu Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Lailatul qadar adalah malam yang penuh kelembutan, cerah, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar lemah dan nampak kemerah-merahan.” (HR. Ath Thoyalisi. Haytsami mengatakan periwayatnya adalah tsiqoh /terpercaya)

2. Cahaya matahari lemah, cerah tapi tak bersinar kuat keesokan harinya

Dari Ubay bin Ka’ab radliyallahu’anhu, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:
“Keesokan hari malam lailatul qadar adalah matahari terbit hingga tinggi tanpa sinar bak nampan” (HR Muslim).

3. Terkadang terbawa ke dalam mimpi

Seperti yang terkadang dialami oleh sebagian sahabat Nabi radliyallahu’anhum tentang malam lailatul qadar ini.

4. Bulan nampak separuh bulatan

Abu Hurairoh radliyallahu’anhu pernah bertutur: Kami pernah berdiskusi tentang lailatul qadar di sisi Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam, beliau berkata,
“Siapakah dari kalian yang masih ingat tatkala bulan muncul, yang berukuran separuh nampan.” (HR. Muslim).

5. Udara dan angin sekitar terasa tenang

Pada malam lailatul qadar ini akan terasa malam yang begitu terang, tidak panas, tidak dingin, tidak ada awan, tidak hujan, tidak ada angin kencang dan tidak ada yang dilempar pada malam itu dengan bintang (lemparan meteor bagi setan). Sebagaimana sebuah hadits, dari Watsilah bin al-Asqo’ dari Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam:

“Lailatul qadar adalah malam yang terang, tidak panas, tidak dingin, tidak ada awan, tidak hujan, tidak ada angin kencang dan tidak ada yang dilempar pada malam itu dengan bintang (lemparan meteor bagi setan)” (HR. at-Thobroni dalam al-Mu’jam al-Kabir 22/59 dengan sanad hasan)

6. Malaikat menurunkan ketenangan pada malam ini

Orang yang beribadah pada malam tersebut merasakan lezatnya ibadah, ketenangan hati dan kenikmatan bermunajat kepada Rabb-nya tidak seperti malam-malam lainnya.

7. Datang pada Hari Ganjil, di 10 hari terakhir Bulan Ramadhan                      

Sesuai Sabda Rasulullah :
"Carilah Lailatul Qadar pada (bilangan) ganjil dari sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. " (HR. Al-Bukhari, Muslim dan lainnya).
Wallahua’lam.                                 

Itulah Tanda-Tanda Malam Lailatul Qadar | Ciri-Ciri Datangnya Malam Lailatul Qadar berdasarkan sabda Rasulullah SAW. Lalu kembali datang pertanyaan dibenak kita, Apa yang harus kita lakukan jika kita telah mengetahui tanda-tanda datangnya malam lailatul qadar tersebut ? Jika kita telah mengetahui akan tanda-tanda kedatangannya malam yang agung ini, maka seyogyanya kita hendaknya banyak-banyak berdo'a lebih-lebih do’a yang dianjurkan oleh suri tauladan kita Nabi Muhammad SAW sebagaimana terdapat dalam hadits dari Aisyah. Beliau radhiyallahu ‘anha berkata, ”Katakan padaku wahai Rasulullah, apa pendapatmu, jika aku mengetahui suatu malam adalah lailatul qadar. Apa yang akan aku katakan di dalamnya?
Beliau menjawab :

”Katakanlah: ‘Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu anni’ (artinya ‘Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf lagi Maha Mulia yang menyukai permintaan maaf, maafkanlah aku).” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Semoga kita dimudahkan oleh Allah untuk mendapatkan malam lailatul qadar malam yang keutamaannya lebih baik dari 1000 bulan. Amin. Semoga Bermanfaat !!!

Sumber : http://meriwardana.blogspot.com/2011_08_01_archive.html











Sponsor